Ibadah umroh merupakan salah satu bentuk pengabdian spiritual yang sangat agung bagi umat Islam. Meski tidak wajib seperti haji, umroh memiliki nilai keutamaan besar karena menjadi salah satu bentuk penyucian diri dan pendekatan kepada Allah ﷻ. Dalam pelaksanaannya, umroh juga memiliki rukun umroh yang wajib dipenuhi agar ibadah tersebut dinilai sah di sisi Allah.
Pelaksanaan rukun umroh sejatinya memiliki kesamaan dengan rukun haji, hanya saja ibadah umroh tidak mencakup wukuf di Arafah. Oleh sebab itu, umat Islam perlu memahami apa saja rukun-rukun umroh beserta dalilnya, agar ibadah yang dijalankan sesuai dengan tuntunan syariat dan sunnah Rasulullah ﷺ.
Rukun umroh adalah bagian-bagian inti dari ibadah umroh yang tidak dapat ditinggalkan atau diganti dengan dam (denda). Jika salah satu rukun tidak dilaksanakan, maka ibadah umroh dianggap tidak sah.
Karena itu setiap calon jamaah umroh perlu mempelajari dengan baik rukun umroh dan dalilnya, agar setiap langkah dalam manasik dilakukan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.
Baca Juga: 8 Rekomendasi Kuliner Khas Mekkah Madinah untuk Oleh-Oleh Keluarga Tercintamu
Makna dan Kedudukan Rukun Umroh
Dalam kitab I‘anatut Thalibin karya Sayyid Bakri Syatha Ad-Dimyathi dijelaskan bahwa rukun umroh hampir sama dengan rukun haji kecuali wukuf di Arafah. Beliau menyebut:
قوله: وغير وقوف من الأركان الستة) أي وهو: النية، والطواف، والسعي، والحلق، والترتيب (قوله: أركان العمرة)…
Artinya: “Enam rukun haji selain wukuf yaitu niat (ihram), tawaf, sa’i, (cukur) tahallul, dan tertib merupakan rukun umrah, karena dalil-dalil yang menjadi dasar kewajiban niat, tawaf, dan sa’i dalam haji juga berlaku dalam umrah.” (I‘anatut Thalibin, juz II, hlm. 331).
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa rukun umroh mencakup lima hal utama, yakni ihram, tawaf, sa’i, tahallul, dan tertib. Kelima rukun ini wajib dijalankan oleh setiap jamaah agar ibadahnya sempurna dan diterima oleh Allah ﷻ.
1. Ihram
Rukun pertama dari rukun umroh adalah ihram, yaitu niat untuk memulai ibadah umroh. Ihram merupakan tanda bahwa seseorang telah memasuki keadaan suci dan siap melaksanakan seluruh rangkaian ibadah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ»
(Innamal a‘mālu binniyyāt)Artinya: “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam konteks umroh, ihram dilakukan dengan niat di dalam hati dan disunnahkan untuk melafalkannya dengan ucapan:
لَبَّيْكَ عُمْرَةً
(Labbaika ‘umratan)Artinya: “Aku penuhi panggilan-Mu untuk berumroh.”
Sebelum berniat ihram, jamaah dianjurkan mandi, mengenakan pakaian ihram, dan menjaga diri dari segala larangan ihram seperti memakai wewangian, menutup kepala (bagi pria), atau memotong kuku. Ihram menjadi titik awal dari pelaksanaan rukun umroh, karena menandai masuknya seseorang ke dalam keadaan ibadah yang khusus.
2. Tawaf
Rukun kedua dari rukun umroh adalah tawaf, yakni mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran dengan posisi Ka’bah berada di sebelah kiri. Tawaf dimulai dari Hajar Aswad dan dilakukan dalam keadaan suci dari hadas dan najis.
Dalil tawaf terdapat dalam Al-Qur’an, Allah ﷻ berfirman:
وَلْيَطَّوَّفُوا بِالْبَيْتِ الْعَتِيقِ
(Walyaththawwafū bil-baytil ‘atīq)Artinya: “Dan hendaklah mereka mengelilingi rumah yang tua itu (Ka’bah).” (QS. Al-Hajj: 29).
Tawaf mengandung makna simbolis yang mendalam, yaitu menggambarkan kehidupan seorang Muslim yang selalu berpusat pada Allah ﷻ. Gerakan mengelilingi Ka’bah melambangkan pengabdian total kepada Sang Pencipta, di mana setiap langkahnya adalah bentuk dzikir dan ketundukan hati.
3. Sa’i
Rukun ketiga dalam rukun umroh adalah sa’i, yaitu berjalan kaki antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Sa’i dimulai dari Shafa dan diakhiri di Marwah. Perjalanan ini merupakan simbol perjuangan dan pengorbanan Siti Hajar dalam mencari air untuk putranya, Nabi Ismail ‘alaihis salam.
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:
اِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللّٰهِ ۚ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ اَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ اَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِمَا
(Innaṣ-ṣafā wal-marwata min sya‘ā’irillāh…)Artinya: “Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah. Maka barang siapa berhaji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya untuk bersa’i di antara keduanya.” (QS. Al-Baqarah: 158).
Sa’i memiliki nilai spiritual yang mendalam: ia mengajarkan tentang ikhtiar, kesabaran, dan keteguhan hati dalam mencari pertolongan Allah. Dalam praktiknya, jamaah dapat berjalan kaki atau menggunakan kursi roda jika memiliki uzur. Yang penting adalah menjaga jumlah tujuh kali perjalanan secara benar dan berurutan.
4. Tahallul
Tahallul merupakan rukun umroh keempat, yaitu mencukur atau menggunting sebagian rambut kepala sebagai tanda keluar dari keadaan ihram. Minimal mencukur tiga helai rambut sudah cukup, namun yang paling utama adalah menggundul seluruh kepala (halq) bagi laki-laki.
Dalil mengenai tahallul terdapat dalam Al-Qur’an:
مُحَلِّقِينَ رُءُوسَكُمْ وَمُقَصِّرِينَ
(Muḥalliqīna ru’ūsakum wa muqaṣṣirīn)Artinya: “Dengan menggundul kepala dan memendekkannya.” (QS. Al-Fath: 26).
Tahallul menjadi simbol kesucian dan kepatuhan total kepada Allah ﷻ. Setelah tahallul, jamaah diperbolehkan kembali melakukan hal-hal yang sebelumnya dilarang saat ihram, seperti memakai pakaian biasa, menutup kepala, dan memakai wewangian.
5. Tertib
Rukun terakhir dari rukun umroh adalah tertib, yaitu melaksanakan seluruh rukun umroh secara berurutan sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ. Hal ini penting agar tata cara umroh tidak terbalik atau tercampur dengan amalan yang bukan termasuk rukun.
Rasulullah ﷺ bersabda:
خُذُوا عَنِّي مَنَاسِكَكُمْ
(Khudzū ‘annī manāsikakum)Artinya: “Ambillah dariku tata cara manasik (haji dan umroh) kalian.” (HR. Muslim, An-Nasa’i, dan Ahmad).
Melaksanakan tertib menunjukkan ketaatan pada sunnah Rasul dan menjaga kesempurnaan ibadah. Setiap tahapan harus dilakukan sesuai urutan: mulai dari ihram, tawaf, sa’i, kemudian tahallul.
Penutup
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa rukun umroh terdiri dari lima hal penting: ihram, tawaf, sa’i, tahallul, dan tertib.
Kelima rukun ini wajib dijalankan seluruhnya agar ibadah umroh dianggap sah. Setiap rukun memiliki dalil dari Al-Qur’an dan hadis, yang menegaskan bahwa umroh bukan sekadar perjalanan spiritual, tetapi juga ketaatan penuh pada syariat Islam.
Memahami rukun umroh dan dalilnya membantu jamaah untuk melaksanakan ibadah dengan benar, khusyuk, dan sesuai sunnah Nabi ﷺ. Dengan begitu, diharapkan setiap langkah dalam umroh menjadi amal yang diterima dan mendekatkan diri kepada Allah ﷻ.
Sebagai tambahan, sebelum melaksanakan ibadah Umroh ke Tanah Suci, alangkah baiknya luruskan niat dan jaga selalu kesehatan tubuh. Semoga apa yang kita niatkan mendapat keberkahan selalu.
Sebagai agen biro perjalanan umroh Jogja, Rawda Travel menawarkan berbagai pilihan paket untuk Anda, seperti umroh plus Turki Jogja dan umroh plus Dubai Jogja. Rawda Umroh telah memiliki izin resmi dan melayani berbagai jamaah dari seluruh Indonesia. Testimoni positif yang diterima oleh Rawda adalah bukti dari kepercayaan dan kualitas layanan yang diberikan kepada masyarakat.