Sa’i : Tata Cara dan Makna Filosofis Dibalik Setiap Gerakannya

sai

Tak semua perjalanan butuh tujuan baru.
Kadang, justru dengan mengulang langkah yang sama…
kita menemukan makna yang lebih dalam.

📿 Begitulah Sai.
Ibadah yang tak membawa kita ke tempat jauh,
tapi membawa kita kembali ke sejarah yang membesarkan jiwa.

Dari bukit Shafa ke Marwah,
dan kembali lagi…
tujuh kali.
Tapi bukan tentang jumlah.
Melainkan tentang rasa yang tak pernah sama di setiap putaran.

1. Apa Itu Sai?

Sai adalah rukun dalam haji dan umroh,
berjalan kaki bolak-balik antara Shafa dan Marwah,
sebanyak tujuh kali.
Dimulai dari Shafa dan diakhiri di Marwah.

📿 Tapi Sai bukan sekadar berjalan.
Ia adalah pengulangan sejarah,
tiruan langkah seorang ibu: Siti Hajar,
yang mencari air untuk anaknya,
dengan hati penuh harap dan langkah penuh iman.

2. Dari Mana Sai Dimulai?

Sai dimulai setelah thawaf dan shalat di belakang Maqam Ibrahim.
Barulah jamaah menuju bukit Shafa,
menyatakan niat, dan memulai langkah pertamanya.

📖 Doa yang dianjurkan ketika sampai di Shafa:

“Innaṣ-ṣafā wal-marwata min sya’ā’irillāh…”
“Sesungguhnya Shafa dan Marwah termasuk tanda-tanda (syiar) Allah…” (QS. Al-Baqarah: 158)

📿 Di atas bukit, jamaah disunnahkan berdoa, menghadap Ka’bah, mengangkat tangan.

💬 Lalu langkah pertama dimulai — bukan dengan tergesa,
tapi dengan keikhlasan meneladani perjuangan.

3. Berapa Kali Jalan Kaki Dalam Sai?

✅ Total: 7 kali lintasan
➡️ 1: Shafa → Marwah
➡️ 2: Marwah → Shafa
➡️ …
➡️ 7: Shafa → Marwah

📿 Jadi lintasan ganjil akan berakhir di Marwah.
Dan yang genap, berakhir di Shafa.

Setiap kali sampai di ujung, disunnahkan untuk berdoa.
Bukan doa yang dihafal mati,
tapi doa yang datang dari dalam hati.

4. Lari-Lari Kecil di Area Hijau

Ada dua lampu hijau di sepanjang rute Sai.
Di antara lampu itu, laki-laki disunnahkan berlari-lari kecil.
Bukan karena kelelahan,
tapi karena ingin meneladani Siti Hajar yang berlari…
karena kehilangan pandangan atas bayinya, Ismail.

📿 Perempuan tidak disunnahkan berlari.
Cukup berjalan dengan khusyuk.

💬 Karena Sai bukan tentang cepat,
tapi tentang teguhnya harap.

5. Bolehkah Istirahat Saat Sai?

Ya.
Karena Sai adalah ibadah fisik.
Maka istirahat adalah bagian dari ikhtiar menjaga kekhusyukan.

📿 Boleh duduk sebentar.
Boleh minum.
Boleh menenangkan diri.
Yang penting, tidak meninggalkan niat.

💬 Karena Allah tak meminta kecepatan,
tapi ketulusan di setiap langkah.

6. Doa Saat Sai

Tidak ada doa khusus yang wajib.
Tapi diperbolehkan membaca:

  • Dzikir
  • Doa pribadi
  • Al-Fatihah
  • Ayat-ayat Al-Qur’an
  • Doa untuk diri, keluarga, dan umat

📿 Inilah ruang personal yang sangat intim.
Jamaah berjalan sendiri-sendiri,
tapi semuanya mengarah ke satu harapan:
Ridha Allah.

7. Sai adalah Tentang Harapan

Sai tak punya panggung.
Tak ada tepuk tangan.
Tak ada pengumuman.

📿 Tapi dalam sepi langkah-langkah itu,
terdengar gema cinta dan pengorbanan seorang ibu yang diabadikan dalam rukun ibadah.

Siti Hajar tidak tahu air akan muncul dari kaki anaknya.
Tapi dia tahu…
Allah tak akan meninggalkannya.

💬 Maka setiap langkah kita,
adalah bentuk kepercayaan yang sama.
Bahwa dalam ketidakpastian,
selalu ada harapan —
jika kita terus melangkah.

8. Anak dan Air, Lapar dan Doa

Ketika Ismail menangis kehausan,
Siti Hajar tidak diam.
Dia berlari.
Dari bukit ke bukit.
Tujuh kali.
Tanpa tahu hasil.

📿 Tapi Allah melihat.
Dan air pun muncul dari tanah —
dari tempat yang tak diduga.

💬 Sai adalah pengingat,
bahwa usaha tak selalu cepat terlihat hasilnya.
Tapi Allah tahu,
siapa yang melangkah dengan sabar…
dan siapa yang menyerah sebelum waktunya.

9. Sai: Mengulang Langkah, Menyucikan Diri

Setelah thawaf yang melingkar,
Sai yang lurus jadi pelengkap.
Dari rotasi menuju arah.
Dari mencari arah menuju tegaknya tekad.

📿 Di setiap Sai, ada pelajaran:

  • Tentang tekad
  • Tentang pengorbanan
  • Tentang tidak menyerah
  • Tentang cinta yang tak mengenal batas

💬 Maka jangan remehkan Sai.
Ia bukan sekadar “jalan-jalan.”
Tapi simbol kekuatan dan keikhlasan.

10. Setelah Sai, Apa Selanjutnya?

✅ Setelah 7 lintasan,
jamaah akan mencukur rambut (tahallul)
dan umrohnya pun selesai.

Lelaki disunnahkan mencukur gundul.
Perempuan cukup memotong sedikit.

📿 Maka langkah sunyi dari Shafa ke Marwah,
akan diakhiri dengan rasa lega dan tuntas.

Tapi yang terpenting:
Apakah Sai itu menyentuh hati?
Ataukah hanya melangkah fisik tanpa rasa?

Dewangga Umroh Jogja: Menuntun Setiap Langkahmu dari Shafa ke Marwah

Untukmu yang ingin menjalani umroh bukan sekadar formalitas,
tapi ingin mengerti makna Sai…
menyerap kisah Siti Hajar…
dan menyusuri langkah suci itu dengan bimbingan yang menyentuh hati…

Dewangga Travel Umroh Jogja siap menjadi sahabat perjalanannya.

✅ Travel resmi Kemenag RI
✅ Hotel nyaman dan dekat masjid
✅ Pembimbing sabar dan Perhatian
✅ Paket Umroh Reguler, Umroh Plus Turki, Umroh Plus Dubai

📞  082281181160

💬 Karena Sai adalah ibadah yang tenang…
tapi meninggalkan jejak yang keras dalam diri:
tentang sabar, tentang harap, dan tentang cinta tanpa pamrih.

Dewangga Umroh Jogja.
Menemani langkahmu,
menguatkan jiwamu,
menyempurnakan ibadahmu.

Jangan ragu untuk memilih Dewangga Haji & Umroh sebagai mitra perjalanan ibadah Anda. Dengan pengalaman lebih dari 14 tahun, layanan terbaik, serta izin resmi dari Kementerian Agama, kami siap mendampingi Anda menuju Tanah Suci dengan nyaman dan penuh keberkahan.

Bagikan :
Facebook
WhatsApp
X
Telegram
Threads
Artikel Terbaru