Multazam merupakan salah satu tempat paling mulia di Masjidil Haram yang selalu menjadi incaran para jamaah haji dan umrah untuk memanjatkan doa. Keutamaan berdoa di Multazam telah dikenal sejak masa Rasulullah ﷺ karena diyakini sebagai tempat mustajab, di mana doa-doa seorang hamba akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Bagi siapa pun yang menunaikan ibadah di Tanah Suci, kesempatan untuk berdoa di Multazam menjadi momen spiritual yang sangat berharga.
Tempat ini seolah menjadi ruang sakral di mana hamba bisa menumpahkan segala harapan, permohonan, serta penyesalan di hadapan Allah SWT. Tak heran jika banyak jamaah rela menunggu lama hanya untuk dapat berdiri sejenak dan menempelkan tubuh di Multazam.
Dalam sejarahnya, Multazam bukan sekadar dinding Kakbah. Ia menjadi simbol penghambaan dan cinta yang mendalam kepada Allah SWT. Melalui berdoa di tempat ini, seorang Muslim diajak untuk merasakan kedekatan spiritual yang sejati—rasa tunduk, cinta, dan pasrah di hadapan Sang Pencipta.
Baca Juga: Tata Cara Niat Umroh Bagi Perempuan Sesuai Kaidah Islam
Makna dan Letak Multazam
Secara fisik, Multazam adalah bagian dinding Kakbah yang terletak di antara Hajar Aswad dan pintu Kakbah, dengan panjang sekitar dua meter. Posisi ini menjadi tempat yang sangat istimewa bagi umat Islam, karena di sinilah banyak kisah spiritual dan doa mustajab tercatat dalam sejarah Islam.
Menurut H. Muslim Nasution dalam bukunya Tapak Sejarah Seputar Makkah dan Madinah, nama Multazam berasal dari kata Arab iltazama fulanan, yang berarti “memeluk seseorang.” Penamaan ini merujuk pada peristiwa ketika Rasulullah ﷺ pernah memeluk Kakbah di bagian ini, menempelkan dada, pipi, dan kedua tangannya pada dinding tersebut.
Makna “memeluk” dalam hal ini bukan hanya secara fisik, melainkan juga simbolis. Ia melambangkan bentuk kedekatan dan penghambaan total seorang hamba kepada Tuhannya. Saat seseorang menempelkan dirinya ke Multazam, seolah ia sedang menyerahkan seluruh jiwanya kepada Allah SWT dengan penuh kerendahan hati.
Multazam sebagai Tempat Mustajab untuk Berdoa
Keutamaan Multazam sebagai tempat mustajab ditegaskan dalam sebuah hadis Nabi ﷺ:
الْمُلْتَرَمُ مَوْضِعٌ يُسْتَجَابُ فِيْهِ الدُّعَاءُ مَا دَعَا اللَّهَ فِيْهِ عَبْدٌ إِلا اسْتَجَابَهُ
“Multazam adalah tempat dikabulkannya doa. Apa yang diminta seseorang kepada Allah, niscaya Allah akan mengabulkannya.”
Hadis ini menunjukkan bahwa Multazam bukan tempat biasa. Ia menjadi titik paling istimewa di sekitar Kakbah di mana doa seorang hamba lebih mudah diijabah oleh Allah SWT. Oleh karena itu, para ulama dan jamaah dari seluruh dunia berusaha sedekat mungkin dengan Multazam untuk berdoa dengan penuh harap.
Berdoa di Multazam tidak sekadar memohon hajat duniawi, tetapi juga sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT. Banyak jamaah menangis tersedu di tempat ini, menyadari betapa besar kasih sayang Allah yang senantiasa membuka pintu pengampunan bagi hamba-hamba-Nya.
Tata Cara Berdoa di Multazam
Tata cara berdoa di Multazam telah dicontohkan langsung oleh Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya.
Berdasarkan riwayat Sunan Abu Daud, disebutkan bahwa Abdullah bin Umar pernah bertawaf bersama seseorang, kemudian setelah mengusap Hajar Aswad, ia berdiri di antara rukun dan pintu Kakbah, lalu merapatkan dada, wajah, serta kedua telapak tangannya ke dinding Kakbah. Abdullah bin Umar berkata:
“Seperti inilah aku melihat Rasulullah ﷺ melakukannya.”
Dari hadis tersebut, para ulama menyusun tata cara berdoa di Multazam sebagai berikut:
- Selesaikan tawaf terlebih dahulu.
Setelah mengelilingi Kakbah tujuh kali, jamaah dianjurkan melaksanakan salat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim. - Berdoa memohon perlindungan dari neraka.
Ini mencerminkan kerendahan hati seorang hamba yang takut akan azab Allah. - Mengusap Hajar Aswad.
Mengusapnya dengan tangan kanan sambil mengucap Bismillah, Allahu Akbar. - Berdiri di antara Hajar Aswad dan pintu Kakbah (area Multazam).
Inilah posisi utama untuk berdoa dengan khusyuk. - Menempelkan dada, wajah, dan kedua tangan ke dinding Kakbah.
Tindakan ini melambangkan kepasrahan total kepada Allah SWT.
Dengan menempelkan tubuh di Multazam, seseorang memperlihatkan kerendahan diri, memohon ampun, dan berharap agar seluruh bagian tubuhnya mendapat keberkahan dari sentuhan rumah Allah. Para ulama menyebutkan bahwa tindakan ini mencerminkan taqarrub (kedekatan) dan tadharru’ (kerendahan hati) di hadapan Allah SWT.
Makna dan Keutamaan Berdoa di Multazam
Berdoa di Multazam bukan hanya soal tempat, melainkan pengalaman spiritual yang sangat mendalam. Saat seorang hamba menempelkan tubuhnya ke dinding Kakbah, ia seakan berada di puncak kepasrahan dan keikhlasan.
Bagi sebagian ulama seperti Hasan al-Bashri, Multazam adalah tempat untuk mengakui dosa-dosa. Beliau pernah berkata kepada murid-muridnya ketika berada di depan Multazam:
“Biarkan aku di sini, agar aku dapat mengakui dosa-dosaku di hadapan Allah.”
Ungkapan tersebut menggambarkan suasana batin yang sangat kuat—bahwa Multazam menjadi tempat terbaik untuk memohon ampun dan memperbarui janji kesetiaan kepada Allah SWT. Seorang hamba yang berdoa di sana seolah menyadari bahwa tiada tempat kembali selain kepada Tuhannya.
Selain itu, keutamaan Multazam juga disebut sebagai tempat yang memberi ketenangan batin. Banyak jamaah merasakan kedamaian luar biasa setelah berdoa di sana, seakan segala beban hidup terangkat dan digantikan dengan rasa syukur dan harapan baru.
Doa yang Dianjurkan di Multazam
Ulama besar Imam Nawawi dalam Kitab al-Adzkar (1/195) meriwayatkan doa yang biasa dibaca di Multazam sebagai berikut:
اللّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَكَ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَكَ …
(diterjemahkan)
“Ya Allah, bagi-Mu segala pujian yang meliputi seluruh anugerah-Mu. Aku bersyukur atas semua nikmat-Mu, baik yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui. Ya Allah, limpahkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya. Lindungilah aku dari setan yang terkutuk dan dari segala keburukan. Cukupkanlah aku dengan rezeki yang Engkau berikan dan berkahilah di dalamnya. Jadikan aku termasuk tamu-Mu yang paling mulia dan tetapkan aku di jalan yang istiqamah hingga aku berjumpa dengan-Mu, wahai Tuhan semesta alam.”
Doa ini menggambarkan isi hati seorang hamba yang penuh rasa syukur, permohonan perlindungan, dan harapan akan istiqamah di jalan Allah. Membacanya di Multazam menjadi bentuk penghambaan yang sempurna.
Penutup
Multazam adalah tempat penuh keberkahan dan harapan di Masjidil Haram. Keutamaan berdoa di Multazam telah ditegaskan dalam hadis Nabi ﷺ sebagai tempat di mana doa-doa dikabulkan. Bagi jamaah haji dan umrah, kesempatan berdoa di tempat ini menjadi anugerah luar biasa yang tak ternilai.
Lebih dari sekadar ritual, berdoa di Multazam merupakan momen spiritual untuk meneguhkan cinta dan keimanan kepada Allah SWT. Di tempat inilah setiap air mata yang jatuh menjadi saksi penghambaan sejati—bahwa seorang Muslim hanya bergantung kepada Tuhannya.
Maka, ketika Allah SWT memberikan kesempatan untuk mengunjungi Baitullah, jangan lewatkan keutamaan berdoa di Multazam. Jadikan momen itu sebagai perjumpaan batin yang tulus antara seorang hamba dengan Rabb-nya, tempat di mana doa, harapan, dan ampunan berpadu menjadi satu.
Sebagai agen biro perjalanan umroh Jogja, Rawda Travel menawarkan berbagai pilihan paket untuk Anda, seperti umroh plus Turki Jogja dan umroh plus Dubai Jogja. Rawda Umroh telah memiliki izin resmi dan melayani berbagai jamaah dari seluruh Indonesia. Testimoni positif yang diterima oleh Rawda adalah bukti dari kepercayaan dan kualitas layanan yang diberikan kepada masyarakat.
Baca Juga: Tips Cara Mengelola Uang Saku Selama Umroh