Menjalankan ibadah umroh adalah impian banyak umat Muslim di seluruh dunia. Selain mempersiapkan fisik dan mental, perencanaan finansial juga menjadi hal penting yang tidak boleh diabaikan.
Salah satu aspek penting dalam hal ini adalah mengelola uang saku selama umroh. Banyak jemaah, terutama yang baru pertama kali berangkat, sering kali bingung menentukan berapa jumlah uang yang perlu dibawa dan bagaimana cara mengaturnya agar cukup selama perjalanan.
Uang saku selama umroh tidak hanya digunakan untuk membeli makanan ringan atau oleh-oleh, tetapi juga berfungsi sebagai dana cadangan jika muncul kebutuhan mendesak.
Tanpa perencanaan yang matang, seseorang bisa saja kehabisan uang di tengah perjalanan atau sebaliknya, membawa uang berlebihan yang justru berisiko hilang. Karena itu, pemahaman tentang cara mengatur keuangan menjadi hal yang sangat penting.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang tips cara mengelola uang saku selama umroh, mulai dari perencanaan kebutuhan, simulasi perhitungan anggaran, hingga strategi agar uang tetap aman dan efisien digunakan.
Baca Juga: Apa Saja Rukun Umroh Wajib dan Dalilnya? Simak Penjelasan Lengkap Disini!
Pahami Kebutuhan dan Gaya Hidup Selama Umroh
Setiap jemaah memiliki kebutuhan yang berbeda-beda selama berada di Tanah Suci. Perbedaan ini bisa disebabkan oleh gaya hidup, kebiasaan konsumsi, hingga kebutuhan pribadi tertentu. Oleh karena itu, langkah pertama dalam mengelola uang saku selama umroh adalah memahami kebutuhan apa saja yang akan muncul.
Secara umum, ada tiga jenis pengeluaran utama yang perlu diperhitungkan: biaya makanan tambahan, belanja oleh-oleh, dan dana darurat. Meskipun pihak penyelenggara umroh biasanya sudah menyediakan makan tiga kali sehari, tidak menutup kemungkinan jemaah ingin mencicipi kuliner khas Arab Saudi seperti roti samoon, teh mint, atau kopi Arab.
Biaya tambahan untuk hal ini berkisar antara 30–50 riyal per hari. Jika durasi umroh sekitar sembilan hari, totalnya bisa mencapai 270–450 riyal.
Sementara itu, untuk oleh-oleh, banyak jemaah tergoda membeli berbagai barang khas Arab seperti kurma ajwa, sajadah, parfum, atau tasbih. Untuk kebutuhan ini, alokasikan sekitar 500–1000 riyal agar tetap aman.
Jangan lupa juga menyiapkan dana cadangan sekitar 10–20% dari total uang saku untuk kebutuhan tak terduga, seperti obat-obatan atau transportasi tambahan.
Simulasi Perhitungan Uang Saku Umroh
Agar lebih mudah dipahami, mari kita buat simulasi sederhana. Misalnya, perjalanan umroh berlangsung selama sembilan hari. Rata-rata pengeluaran harian terdiri atas makanan tambahan (40 riyal), transportasi lokal (10 riyal), dan camilan malam (15 riyal). Totalnya sekitar 65 riyal per hari.
Jika dikalikan sembilan hari, maka total pengeluaran harian menjadi 585 riyal. Untuk berjaga-jaga, tambahkan dana cadangan 20–30% atau sekitar 120–175 riyal. Artinya, total kebutuhan harian ditambah cadangan adalah sekitar 760 riyal.
Namun, ini belum termasuk biaya oleh-oleh. Jika kamu menyiapkan 1000 riyal untuk belanja, maka total keseluruhan uang saku yang disarankan adalah 1700–2000 riyal. Dengan asumsi kurs 1 riyal = Rp4.500, maka kamu memerlukan sekitar Rp7,5–9 juta untuk keseluruhan perjalanan.
Perhitungan ini tentu bisa disesuaikan dengan kebiasaan masing-masing jemaah. Jika kamu lebih hemat dan tidak terlalu banyak berbelanja, tentu jumlah tersebut bisa lebih kecil. Sebaliknya, jika kamu termasuk yang suka berburu oleh-oleh, sediakan dana lebih agar tidak repot mencari tambahan uang di Tanah Suci.
Tips Cerdas Mengelola Uang Saku Selama Umroh
1. Gunakan Dua Jenis Penyimpanan: Tunai dan Kartu
Cara paling aman dalam mengelola uang saku selama umroh adalah dengan membaginya ke dalam dua bentuk: uang tunai dan kartu debit atau kredit. Uang tunai diperlukan untuk kebutuhan kecil seperti membeli minuman, membayar transportasi, atau berbelanja di toko kecil yang tidak menerima kartu. Sementara kartu bisa digunakan untuk pembayaran hotel atau toko besar yang menerima sistem pembayaran digital.
Idealnya, bawa uang tunai sekitar 1000–1500 riyal, dan sisanya disimpan di kartu. Pastikan kamu mengaktifkan notifikasi transaksi agar bisa memantau setiap pengeluaran langsung dari ponsel. Langkah ini membantu kamu menjaga disiplin dalam berbelanja.
2. Tukarkan Uang di Tempat Resmi
Sebelum berangkat, sebaiknya tukarkan uang di bank atau money changer terpercaya. Hindari menukar uang di tempat yang tidak resmi karena rawan penipuan atau kurs tidak menguntungkan. Jika perlu menukar uang di Arab Saudi, lakukan di bank resmi atau money changer di dalam mal besar agar lebih aman.
Selain itu, sebaiknya jangan menukar seluruh uang sekaligus. Tukarkan sebagian sesuai kebutuhan, agar sisa uang tetap aman disimpan. Dengan begitu, kamu dapat mengontrol penggunaan uang setiap harinya.
3. Catat Semua Pengeluaran Harian
Banyak jemaah tidak sadar berapa banyak uang yang mereka keluarkan setiap hari. Akibatnya, uang saku cepat habis tanpa disadari. Untuk menghindari hal ini, biasakan mencatat semua pengeluaran di ponsel atau buku kecil.
Tuliskan setiap pembelian, bahkan yang kecil sekalipun seperti air mineral atau camilan. Catatan ini membantu kamu mengevaluasi pengeluaran dan menahan diri agar tidak berlebihan dalam berbelanja.
4. Pisahkan Uang Berdasarkan Kebutuhan
Strategi sederhana namun efektif adalah memisahkan uang ke dalam beberapa kantong berbeda. Misalnya, satu kantong untuk belanja harian, satu untuk oleh-oleh, dan satu untuk dana darurat. Cara ini memudahkan kamu mengontrol uang tanpa perlu menghitung ulang setiap kali ingin berbelanja.
Kamu bisa menggunakan dompet kecil atau pouch anti-pencurian yang mudah dibawa ke mana saja. Beberapa jemaah bahkan menggunakan sabuk uang (money belt) agar uang tetap aman saat berada di tempat ramai.
5. Kendalikan Keinginan Belanja
Berada di Mekkah dan Madinah sering kali membuat jemaah tergoda untuk berbelanja karena banyaknya barang menarik. Namun, penting untuk diingat bahwa tujuan utama umroh adalah ibadah, bukan wisata belanja.
Tentukan batas belanja sebelum berangkat, dan patuhi anggaran tersebut. Misalnya, jika kamu sudah menetapkan 1000 riyal untuk oleh-oleh, maka jangan melebihi batas itu. Dengan disiplin, kamu tidak akan khawatir kehabisan uang menjelang akhir perjalanan.
Cara Menjaga Keamanan Uang Saku Selama di Tanah Suci
Selain manajemen keuangan, aspek keamanan juga penting diperhatikan. Lingkungan di sekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi sangat ramai, sehingga risiko kehilangan uang bisa saja terjadi. Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan antara lain:
- Jangan membawa semua uang sekaligus ke tempat ibadah.
- Gunakan tas kecil dengan resleting yang aman dan letakkan di depan tubuh.
- Simpan uang utama di brankas hotel jika tersedia.
- Hindari menunjukkan uang tunai dalam jumlah besar di tempat umum.
Demikian cara mengelola uang saku selama umroh. Dengan menerapkan tips-tips ini, kamu dapat beribadah dengan lebih tenang tanpa rasa khawatir kehilangan uang.
Sebagai agen biro perjalanan umroh Jogja, Rawda Travel menawarkan berbagai pilihan paket untuk Anda, seperti umroh plus Turki Jogja dan umroh plus Dubai Jogja. Rawda Umroh telah memiliki izin resmi dan melayani berbagai jamaah dari seluruh Indonesia. Testimoni positif yang diterima oleh Rawda adalah bukti dari kepercayaan dan kualitas layanan yang diberikan kepada masyarakat.
Baca Juga: 8 Rekomendasi Kuliner Khas Mekkah Madinah untuk Oleh-Oleh Keluarga Tercintamu