Niat dan Doa Umroh: Bukan Sekadar Hafalan, Tapi Janji yang Kau Bawa ke Tanah Suci
Umroh dimulai dari niat.
Bukan dari koper, bukan dari paspor.
Ia bukan rute yang ditandai peta,
tapi perjalanan yang pertama kali ditapaki dalam dada.
Sebelum kamu melangkah ke bandara,
sebelum ihram dikenakan,
sebelum kaki menapak Masjidil Haram,
ada satu hal yang tak boleh kau abaikan: niat dan doa umroh.
Karena umroh bukan soal tiba,
tapi soal kenapa kamu tiba di sana.
1. Niat Umroh: Satu Kalimat yang Mengubah Segalanya
Aku niat melaksanakan umrah dan berihram karena Allah ta‘ala.
Itu bukan sekadar lafaz Arab yang sulit diucap.
Itu pintu masuk ke sebuah dunia baru.
Sebuah janji tak kasat mata…
bahwa kamu datang bukan sebagai turis,
tapi sebagai tamu Allah.
📿 Labbaik, artinya: “Aku datang memenuhi panggilan-Mu.”
Sebuah pernyataan tunduk.
Sebuah kesediaan untuk diperiksa, dibimbing, dan disucikan.
💬 Maka, niat bukan hanya syarat sah.
Niat adalah identitas.
Ia yang membedakan thawaf dari jalan-jalan.
Sai dari olahraga.
Umroh dari sekadar pergi.
2. Kapan Niat Umroh Diucapkan?
Banyak yang bertanya: “Kapan niat umroh dibaca?”
Jawabannya: saat tiba di miqat — batas yang telah ditentukan oleh syariat.
Miqat itu bukan sekadar titik geografis.
Ia adalah batas antara dunia biasa dan tanah haram.
📍 Jika kamu lewat pesawat, miqat biasanya jatuh saat mendekati Yalamlam atau Qarnul Manazil (tergantung rute).
Petugas akan memberi tahu waktunya.
Maka di detik itu…
hati, lisan, dan langkah harus seirama.
3. Doa Umroh: Bukan Sekadar Hafalan, Tapi Percakapan Pribadi
Allâhumma innî as-aluka khairahâ wa khaira ahlihâ wa khaira mâ fîhâ wa a‘ûzubika min syarrihâ wa syarri ahlihâ wa syarri mâ fîhâ
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikan tempat ini dan kebaikan penduduknya serta kebaikan apa pun yang ada di dalamnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan tempat ini dan kejahatan penduduknya serta kejahatan apa pun yang ada di dalamnya.
Allâhumma uḫarrimu sya‘rî wa basyarî wa jasadî wa jamî‘a jawâriḫî min kulli syai-in ḫarramtahu ‘alâl muḫrimi abtaghî bidzâlika wajhakal karîma yâ rabbal ‘âlamîn(a)
Ya Allah aku mengharamkan rambut, kulit, tubuh, dan seluruh anggota tubuhku dari semua yang Kau haramkan bagi seorang yang sedang berihram, demi mengharapkan ridha-Mu semata, wahai Tuhan pemelihara seluruh keberadaan.
Aku datang memenuhi panggilan-Mu, ya Allah. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sungguh, segala puji, nikmat, dan segala kekuasaan adalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu.
Allâhumma hâdzâ ḫaramuka wa amnuka faḫarrim laḫmî wa damî wa sya‘rî wa basyarî ‘alan-nâri wa âminnî min ‘adzâbika yauma tab’atsu ‘ibadaka waj‘alnî min auliyâ-ika wa ahli thâ‘atika
Ya Allah, ini adalah tanah haram-Mu dan tempat aman-Mu. Haramkanlah dagingku, darahku, rambutku, dan kulitku dari api neraka. Selamatkanlah aku dari siksa-Mu pada hari ketika Engkau membangkitkan hamba-hamba-Mu. Jadikan aku termasuk di antara kekasih-Mu dan hamba-hamba yang taat pada-Mu.
Ya Allah Engkaulah Dzat yang memberi keselamatan (kesejahteraan), dari-Mu keselamatan datang, maka hidupkanlah kami ya Allah dengan selamat (sejahtera), masukkan kami ke dalam surga rumah keselamatan. Maha Suci Engkau, Maha Luhur Engkau, wahai Tuhan sang pemilik keagungan dan kemuliaan. Ya Allah bukakanlah untukku pintu rahmat dan ampunan-Mu. Masukanlah aku ke dalam rahmat dan ampunan-Mu itu. Dengan nama Allah. Segala puji bagi Allah. Semoga rahmat dan keselamatan terlimpah untuk Rasulullah.
Allâhumma zid hâdzal baita tasyrîfan wa ta‘dhîman wa takrîman wa maḫâbatan wa zid man syarafahu wa karramahu mim man ḫajjahu awi‘tamarahu tasyrîfan wa ta‘dhîman wa takrîman wa birran
Ya Allah, tambahkanlah kemuliaan, kehormatan, keagungan dan kehebatan pada Baitullah ini; dan tambahkanlah pula kepada orang-orang yang memuliakan, menghormati, dan mengagungkannya di antara mereka yang berhaji atau yang berumrah kemuliaan, kehormatan, kebesaran, dan kebaikan.
Subḫânallâhi walḫamdulillâhi wa lâ ilâha illallâhu allâhu akbar. wa lâ haula wa lâ quwwata illâ billâhil ‘aliyyil ‘adhîm(i)
Maha Suci Allah. Segala pujian hanya pantas disanjungkan kepada Allah. Tiada Tuhan selain Allah. Allah Maha Besar. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (pertolongan) dari Allah yang Maha Luhur lagi Maha Agung.
Allâhu akbar, allâhu akbar, allâhu akbar, allâhu akbar, kabîran walḫamdulillâhi katsîran wa subḫanallâhi bukratan wa ashîlâ
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Mahabesar Allah segala puji bagi-Nya, Maha Suci Allah baik saat pagi maupun petang.
Ya Allah, tetapkanlah kebaikan untukku lantaran setiap helai rambut ini, hapuslah keburukan dari diriku lantaran rambut ini, dan angkatlah derajatku di sisi-Mu.
Doa diatas merupakan yang umumnya dibaca,
Tapi lebih baik lagi…
kalau kamu juga membawa doa-doa yang kau susun sendiri.
Doa yang lahir dari luka.
Doa yang tumbuh dari syukur.
Doa yang hanya kamu dan Allah yang tahu.
📿 Karena doa terbaik saat umroh,
bukan yang paling fasih,
tapi yang paling jujur.
6. Tempat-Tempat Mustajab Saat Umroh
Allah mendengar di mana pun.
Tapi di tanah suci,
ada tempat-tempat yang seperti punya jalur cepat ke langit:
✅ Multazam – antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah
✅ Hijir Ismail – bagian dari Ka’bah
✅ Raudhah – taman surga di Masjid Nabawi
✅ Shafa dan Marwah – saat sai
✅ Di belakang Maqam Ibrahim – setelah thawaf
✅ Saat minum air Zamzam – saat meneguk dan berharap
💬 Doa-doa yang dipanjatkan di sana…
seringkali menjadi nyata lebih cepat daripada yang diduga.
7. Doa-Doa yang Sering Terlupakan Jamaah Umroh
Jangan hanya minta rezeki.
Jangan hanya minta jodoh.
Jangan hanya minta dunia.
Mintalah:
Hati yang bisa bersyukur
Umur yang berkah
Keturunan yang soleh
Husnul khatimah
Ampunan bagi orang tua
Kekuatan untuk istiqamah
📿 Karena umroh adalah saat paling tepat untuk jujur…
tentang apa yang sebenarnya kamu cari dalam hidup.
8. Niat dan Doa, Dua Sayap Umroh yang Sering Diabaikan
Banyak jamaah sibuk memilih koper,
tapi lupa menyiapkan niat.
Banyak yang khawatir soal hotel,
tapi belum tahu ingin berdoa apa.
💬 Padahal niat dan doa…
itulah dua hal yang membuat langkahmu lebih ringan,
dan umrohmu lebih bermakna.
9. Jangan Takut Salah, Jangan Malu Berdoa dengan Bahasa Sendiri
Allah tak menilai grammar.
Tak menguji tajwid.
Allah mendengar apa yang kau ucapkan…
karena Dia tahu apa yang kau rasakan.
📿 Maka tak perlu menunggu hafal,
baru berdoa.
Tak perlu takut salah lafaz,
karena yang dinilai adalah hati, bukan logat.
10. Umroh yang Diterima, Berawal dari Niat yang Benar
Akhir dari ibadah adalah diterima.
Dan diterimanya ibadah,
dimulai dari niat yang bersih.
📿 Maka saat kau mengangkat tangan,
angkat juga hatimu.
Saat kau membaca niat,
baca pula niat hidupmu.
Agar umroh bukan hanya tentang tiba,
tapi tentang kembali…
dalam keadaan yang lebih dekat kepada-Nya.
Dewangga Umroh Jogja: Menuntun Langkahmu dari Niat Hingga Doa Terakhir
Untukmu yang ingin berangkat dari Yogyakarta,
yang ingin umroh bukan hanya sekadar ikut rombongan,
tapi ingin paham setiap doa,
mengerti setiap niat,
dan menyentuh setiap makna…
Dewangga Umroh Jogja hadir bukan sebagai biro perjalanan biasa,
tapi sebagai sahabat spiritualmu.
✅ Kami membimbing sejak awal — dari niat hingga doa
✅ Manasik tidak hanya teknis, tapi menyentuh sisi ruhani
✅ Hotel nyaman dan dekat masjid
✅ Pembimbing yang sabar, lembut, dan memahami kebutuhan jamaah dari berbagai usia
✅ Legal dan terdaftar resmi di Kementerian Agama
✅ Paket Umroh Reguler, Umroh Plus Turki, Umroh Plus Dubai
✅ Layanan ramah dari awal hingga pulang
Jangan ragu untuk memilih Dewangga Haji & Umroh sebagai mitra perjalanan ibadah Anda. Dengan pengalaman lebih dari 14 tahun, layanan terbaik, serta izin resmi dari Kementerian Agama, kami siap mendampingi Anda menuju Tanah Suci dengan nyaman dan penuh keberkahan.