Ketentuan Pakaian Ihram Pria dan Wanita Serta Pertanyaan yang Sering Ditanyakan
Apakah kamu sudah tahu seperti apa pakaian ihram yang benar menurut syariat? Apakah antara pria dan wanita ada perbedaan?
Banyak calon jamaah umroh bingung soal ini. Mereka bertanya-tanya, apakah boleh memakai pakaian tertentu, apakah wanita harus berjilbab saat ihram, apakah pria boleh memakai celana, dan lain-lain.
Nah, di artikel ini Tim Dewangga Umroh Jogja ingin mengulas secara mudah tentang ketentuan pakaian ihram pria dan wanita, dengan penjelasan ringan, mengalir, dan tetap mengacu pada dalil-dalil shahih serta pendapat ulama.
Semoga bisa menjawab pertanyaan kamu, dan menambah keyakinan sebelum berangkat umroh.
Apa Itu Ihram dan Kenapa Ada Ketentuannya?
Kenapa saat umroh atau haji kita harus memakai pakaian khusus bernama ihram?
Ihram bukan sekadar pakaian, tapi juga kondisi niat untuk memulai ibadah haji atau umroh. Begitu kita berniat ihram di miqat, maka kita harus menjaga larangan-larangan ihram, termasuk dalam berpakaian.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“…Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah…”
(QS. Al-Baqarah: 196)
Dan Rasulullah ﷺ bersabda:
“Orang yang berihram tidak boleh memakai baju berjahit, celana, sorban, dan sepatu yang menutup mata kaki.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Jadi, ada aturan khusus tentang ketentuan pakaian ihram pria dan wanita, dan itu bagian dari ibadah, bukan cuma masalah budaya.
Bagaimana Ketentuan Pakaian Ihram Pria?
Apa saja aturan pakaian ihram bagi laki-laki?
Untuk laki-laki, pakaian ihram itu terdiri dari dua lembar kain putih yang tidak berjahit. Satu kain untuk menutupi bagian bawah tubuh (disebut izar), dan satu lagi diselempangkan di atas bahu (disebut rida’).
Adapun ketentuan lengkapnya:
Tidak memakai pakaian yang dijahit mengikuti bentuk tubuh (seperti baju, kaos, celana)
Tidak memakai penutup kepala (kopiah, peci, topi)
Tidak memakai sepatu yang menutup mata kaki
Tidak memakai pakaian dalam (celana dalam, singlet)
Kain ihram sebaiknya berwarna putih karena bersih dan menunjukkan kesucian niat.
Bagaimana Ketentuan Pakaian Ihram Wanita?
Lalu bagaimana dengan wanita, apakah sama dengan pria?
Wanita boleh memakai pakaian biasa yang syar’i selama tidak menarik perhatian dan tetap menutup aurat. Berbeda dengan pria, wanita tidak wajib memakai dua kain ihram.
Ketentuan pakaian ihram wanita menurut mayoritas ulama:
Menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan
Tidak boleh memakai cadar dan sarung tangan
Boleh memakai pakaian berjahit
Warna pakaian bebas, asal tidak mencolok dan tidak tipis
Hadits Nabi ﷺ:
“Wanita yang berihram tidak boleh memakai cadar dan tidak boleh memakai sarung tangan.”
(HR. Bukhari no. 1838)
Kenapa Wanita Tidak Boleh Pakai Cadar saat Ihram?
Ini sering ditanyakan: kenapa tidak boleh pakai cadar saat ihram?
Para ulama empat mazhab bersepakat bahwa perempuan yang sedang melakukan ihram dilarang (diharamkan) memakai cadar. Jika ia tetap memakai cadar, tanpa ada kebutuhan mendesak, maka ia wajib membayar denda.
Mereka berpedoman pada hadis riwayat Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda
“Dan seorang wanita yang berihram tidak boleh memakai cadar dan tidak boleh memakai kaos tangan.” Memakai Cadar saat Shalat Para ulama mazhab empat juga sepakat bahwa memakai cadar saat melaksanakan shalat hukumnya makruh.”
Syekh Mansur bin Yunus Al-Bahuti menyebutkan, ” Dan dimakruhkan bagi perempuan shalat dengan (memakai) cadar dan burqu’, tanpa ada hajat.”
Apakah Boleh Pakai Masker Saat Ihram?
Lalu bagaimana kalau pakai masker medis? Apakah melanggar?
Pendapat ulama berbeda. Sebagian membolehkan, apalagi jika ada kebutuhan seperti melindungi diri dari penyakit. Ulama kontemporer seperti Syaikh Utsaimin dan Lajnah Daimah memperbolehkan penggunaan masker selama darurat.
Jadi jika hanya untuk alasan kesehatan dan tidak ada niat melanggar, maka boleh pakai masker dengan tetap berhati-hati.
Bagaimana Hukum Mengenakan Pakaian Ihram Selain Warna Putih?
Apakah ihram harus selalu berwarna putih? Bagaimana jika saya memakai warna lain?
Pertanyaan ini sering ditanyakan oleh jamaah, terutama pria yang merasa tidak nyaman memakai warna putih karena alasan pribadi seperti cepat kotor atau terlalu mencolok.
Sebenarnya, warna putih memang disunnahkan karena Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
“Pakailah pakaian putih, karena itu sebaik-baik pakaian kalian, dan kafanilah orang mati kalian dengannya.”
(HR. Abu Dawud no. 3878, Tirmidzi no. 994, dan dinilai hasan shahih)
Tapi para ulama sepakat bahwa pakaian ihram tidak harus berwarna putih. Artinya, kalau seorang pria memakai kain ihram warna krem, abu-abu muda, atau bahkan cokelat muda, maka ihramnya tetap sah dan tidak berdosa.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin dalam Syarh al-Mumti’ menjelaskan bahwa warna putih dianjurkan (mustahabb), bukan wajib. Jadi tidak ada larangan memakai warna lain, selama tetap tidak berjahit dan memenuhi syarat ihram bagi pria.
Untuk wanita, seperti dijelaskan sebelumnya, warna pakaian ihram lebih fleksibel. Yang penting tidak menarik perhatian, tidak tipis, dan tetap menutup aurat dengan sempurna.
Jadi, memakai pakaian ihram selain warna putih hukumnya boleh, tapi tetap dianjurkan memilih warna putih karena mengandung nilai kesucian dan kesederhanaan.
Apakah Jamaah Perempuan Boleh Pakai Jilbab Warna Hitam?
Warna apa yang disunnahkan bagi wanita saat ihram? Harus putih juga seperti pria?
Tidak wajib putih. Wanita boleh mengenakan warna apa saja yang tidak mencolok dan tidak tipis. Warna hitam, cokelat, abu-abu, atau biru tua sangat disarankan karena tidak menarik perhatian.
Dalam Fatawa Lajnah Da’imah, dijelaskan:
“Wanita boleh berihram dengan pakaian yang menutupi auratnya, dan tidak wajib berwarna putih.”
Apakah Wanita Boleh Memakai Bra Saat Ihram?
Ini juga sering ditanyakan dengan malu-malu. Bolehkah memakai bra atau pakaian dalam saat ihram?
Boleh. Karena wanita tidak dilarang memakai pakaian berjahit. Jadi tidak masalah jika wanita memakai pakaian dalam yang nyaman dan mendukung aktivitas fisik saat ibadah.
Yang penting tetap jaga aurat, kenyamanan, dan jangan sampai menarik perhatian.
Apa Hukum Memakai Sandal untuk Pria Saat Ihram?
Apakah sandal khusus diperlukan saat ihram untuk pria?
Ya, sandal ihram untuk pria sebaiknya tidak menutup mata kaki dan punggung kaki. Karena Rasulullah ﷺ melarang sepatu yang menutupi seluruh kaki bagi pria saat ihram.
Contohnya adalah sandal jepit atau sandal khusus ihram yang tersedia di toko-toko perlengkapan haji.
Apakah Ada Perbedaan Pendapat Ulama Tentang Pakaian Ihram?
Apa semua mazhab sepakat soal ini?
Mayoritas ulama sepakat tentang larangan pakaian berjahit untuk pria dan kebolehan pakaian berjahit untuk wanita. Namun ada detail yang berbeda seperti soal cadar atau penutup wajah bagi wanita.
Imam Malik memperbolehkan wanita memakai cadar jika memang khawatir fitnah. Sementara Imam Syafi’i melarangnya, tetapi tetap boleh menutup wajah dengan kain yang tidak menempel.
Tips Memilih Pakaian Ihram yang Nyaman
Bagaimana cara memilih kain ihram agar tidak gerah atau menyulitkan?
Berikut tips dari pengalaman Tim Dewangga Umroh Jogja:
Pilih kain katun yang menyerap keringat
Ukuran kain harus cukup lebar dan panjang
Jangan terlalu tebal karena bisa kepanasan
Cek jahitan, jangan sampai ada yang membentuk pakaian (untuk pria)
Untuk wanita, pilih gamis longgar yang tidak membentuk tubuh
Apa Hukumnya Menjahit Kain Ihram Agar Tidak Lepas?
Bolehkah menyematkan atau menjahit sedikit kain ihram agar tidak jatuh?
Jika hanya menyematkan dengan peniti, ikat pinggang, atau sabuk ihram (yang tidak berjahit seperti celana), maka diperbolehkan.
Tapi menjahit kain ihram menjadi bentuk celana atau baju, maka itu melanggar aturan ihram untuk pria.
Bagaimana Jika Salah Pakai Pakaian Ihram?
Kalau tidak sengaja memakai pakaian tidak sesuai, apa hukum umrohnya batal?
Umrohnya tetap sah. Tapi jika pelanggaran dilakukan dengan sadar, maka wajib bayar dam (denda). Jika tidak sengaja, dan segera diganti, maka tidak wajib bayar dam.
Imam Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni menjelaskan bahwa pelanggaran larangan ihram bisa ditebus dengan dam jika dilakukan dengan sengaja dan tidak darurat.
Kesimpulan: Pakaian Ihram Itu Simbol Ketaatan
Jadi, ketentuan pakaian ihram pria dan wanita adalah bagian dari ibadah, bukan sekadar aturan formalitas. Semua itu ada dalilnya, ada tujuannya, yaitu untuk menyatukan umat dalam kesederhanaan dan kepasrahan kepada Allah.
Pria dan wanita memiliki ketentuan berbeda, tapi keduanya tetap berada dalam bingkai syariat yang memuliakan.
Tim Dewangga Travel Umroh Jogja siap membimbing kamu soal ketentuan pakaian ihram pria dan wanita, termasuk menyiapkan perlengkapan ihram terbaik yang nyaman dan syar’i.
Kalau kamu masih punya pertanyaan soal pakaian ihram, jangan ragu konsultasi ke tim kami, bisa lewat WhatsApp atau datang ke kantor langsung.
Semoga Allah memudahkan perjalanan umrohmu, menjadikannya mabrur, dan menerima semua amal ibadahmu. Aamiin.
Jangan ragu untuk memilih Dewangga Haji & Umroh sebagai mitra perjalanan ibadah Anda. Dengan pengalaman lebih dari 14 tahun, layanan terbaik, serta izin resmi dari Kementerian Agama, kami siap mendampingi Anda menuju Tanah Suci dengan nyaman dan penuh keberkahan.